Selasa, 05 Juli 2011

Bangunlah Ayah


Fajar telah menyingsing
Dan ayam sudah serempak berkokok
Di kota yang kau hidupkan dengan darahmu
Tapi kau telah dibungkam
Burung-burung telah berkhianat padamu
Mereka bertepuk tangan dan mulai bersorak-sorai melihat perhelatanmu

Aku tahu bahwa bebanmu bukan keluargamu tapi generasi penerusmu
Sarapanmu sampai kau tinggal untuk wasiatmu
Saat ini Tuhan memang sedang tidak berpihak padamu
Tapi aku yakin kepalan tanganmu mampu mengmbalikan kepercayaan Tuhan itu

Mereka hanya menginginkan hartamu ayah
Kau sudah mempunyai siapa yang kau cinta anak.. seperjuangan
Kau juga tahu apa yang harus kau lakukan.. melindunginya
Dan kau juga tahu sesuatu yang kau harapkan.. berjuang bersamanya

Ayah kau sudah lelah tapi kau masih tetap berjuang
Kau berkata kau akan mati sesuai kodratmu sebagai martir
Murid mungkin mampu berkhianat kepada sang guru
Tetapi sang ayah tidak akan pernah tega memakan anaknya

Mereka membuat cerita dongeng dengan berkedok angka 11
Seorang monster yang ingin dibunuh
Tetapi ternyata merekalah yang membuat mesin pembunuh itu
Kerajaannya mengobarkan semangat perjuangan hak individu
Dan kau berkata tegas “apakah ini adalah tanggal 1 april?”

Dalam diam kau merenung “inikah hasil perbuatanku”
“Aku tidak akan pernah memberikan racunku kepada anak ku walau setetes”
“Aku hanya meneteskan racun pada pengganggu anakku”
“Meskipun kau tidak sadar,
“Semesta telah membenciku tapi aku tidak mau dibenci anakku”
“Aku akan berjuang bersama anak-anakku”

Rumahmu telah hancur ayah dan mungkin tidak akan pernah lebur
Suatu ketika ketika mereka datang anak-anakmu pasti sadar pengorbananmu
Untuk siapa semangatmu
Dan alasan apa sehingga kau berbuat seperti ini

Ayah..

Aku menunggumu bangun di pagi yang cerah dengan anak-anakmu berada di pelukan hangatmu

(Sepucuk surat untuk ayahku, Muammar Khadafi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman